Sahabat dan Kota Batu
- Clarissa Euvenia
- Sep 11, 2020
- 10 min read
Updated: Sep 13, 2020
Bulan Desember, bulan penghujung di setiap tahun. Di tahun 2018, saya membuat rencana dengan sahabat saya untuk pergi ke kota Batu Malang. Ini adalah cerita kedua saya di kota yang sama, di tahun yang sama.
Mencari penginapan murah, dan tiket kereta yang murah juga. Kami berangkat dari stasiun Wonokromo dengan kereta Ekonomi di pagi-pagi buta. Kami tiba di depan pintu Stasiun sata pintu stasiun bahkan belum dibuka sama sekali. Jadwal keberangkatan kami memang sangat pagi sehingga kami tidak mandi yang benar-benar mandi sebelumnya. Takut masuk angin.
Karena perjalanan kami akan panjang dan melelahkan ke kota Batu, jadi kami sempat tertidur di Kereta yang melaju tepat pada waktunya. Ini adalah pengalam pertama saya berangkat tanpa keluarga dan sanak saudara. Saya sangat nervous karena saya takut jika ada kesalahan yang saya buat sehingga bisa merugikan perjalanan ini. Saya berdoa benar-benar sehingga tidak ada malapetaka yang terjadi.
Kereta kami tiba di kota Malang sekitar pukul 7 atau 8 WIB. Segera kami menghubungi orang tua kami masing-masing dan memastikan bahwa kami sampai dengan aman di Malang. Tapi perjalanan kami masih belum selesai. Kami berjalan menyebrangi jalan raya untuk mendapatkan angkot biru ADL. Dengan tarif 5000, kami turun di lokasi terakhir angkot tersebut menurunkan penumpang, yakni Terminal Landungsari.
Saat sudah melihat beberapa angkot berwarna warni berjajar di depan kami, ada beberapa bapak-bapak langsung menawarkan kepada kami untuk masuk ke angkot mereka. kami berdua bilang kalau kami mau turun di Gang Panderman yang ada di dekat BNS, jadi kami darahkan untuk naik angkot berwarna kuning.
Perjalanan kami jauh, tetapi untung Angkot ini menggunakan AC alami. Udara sejuk Batu memenuhi angkot yang kami tumpangi. Saya agak lupa jelasnya saya lewat jalan apa, sehingga saya masuk ke daerah yang sedikit mblusuk tetapi itu adalah salah satu jalan untuk menuju ke jalan Oro-oro Ombo. Saya dan sahabat saya mulai mengantuk karena angin sepoi sepoi Batu. Saat tiba di depan Gang yang kami tuju, kami segera turun dan membayar 5000 lagi masing-masing.
Kami berjalan ke atas karena jalanan menanjak. Sekitar situ banyak sekali penginapan dan banyak yang menawari saya untuk menginap. Tapi saya sudah booking jauh jauh hari supaya dapat harga potongan.
Tidak jauh setelahnya, kami sampai dan menemui si pemilik penginapan. Masih belum jam check in sehingga kami harus menunggu beberapa lama. Saya menyelesaikan pembayaran dan kami ijin keluar mencari sarapan terlebih dahulu. Tidak jauh dari gang panderman, ada gerobak soto, sebelah pagar BNS tepatnya. Kami sarapan di situ terlebih dahulu dan membuang waktu kami sebelum akhirnya kami kembali ke penginapan.
Lippo Mall (Jl. Diponegoro No.1, Sisir, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur)
Saat sudah check in kami beristirahat sejenak, mandi mandi dan bersiap untuk menjelajahi kota Batu. Tetapi kami kekurangan ide akan kemana. Sehingga tujuan pertama kami adalah Lippo Plaza. Kami benar-benar clueless hendak kemana. Beruntung tarif ke LippoPlaza tidak mahal, jadi kami bisa menghela nafas.
Pada waktu itu, Film BumbleBee baru saja keluar, akhirnya kami berdua memutuskan untuk menonton film tersebut. Jauh jauh lo ke Batu. Hehe, gak apa apa lah sekali sekali. Kami kena tipu, kami beli popcorn yang besar tetapi kami tidak dapat menghabiskannya sampai pulang. Sekali lagi. Tidak apa apa. Namanya liburan. Heuh.
Setelah selesai, kami beruda mulai mengantuk karena kami masih kelelahan. Kami turun ke lantai dasar dan tidak tahu mau kemana. Kami nonggoh sejenak di salah satu restoran dan nyemil shared food. Kami berdua mulai koleng dan mendapati diri kami seperti handphone yang lowbat.
Alun-Alun Kota Wisata Batu (Jl. Sudiro No.2, Sisir, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur)
Untuk menghalau kantuk, dan lagi hari itu masih sore, kami pun memutuskan untuk tidak tumbang dan pergi ke Alun-alun kota Batu. Mendapati beberapa cemilan di sana, dan berkeliling.

Saat sampai, kami juga tidak lupa untuk mencoba bianglala raksasa di sana. Menikmati kota Batu dari ketinggian. Saya masih ingat, saat itu langit kelabu dan sudah bau tahan basah. Tanda-tanda akan turun hujan. Sehingga setelah selesai nyemil kami memutuskan untuk kembali ke penginapan dan memesan makan malam melalui delivery yang ada di penginapan tersebut.
Kami ketiduran, dan sama sama terkejut saat ada seorang mengetuk kamar kami. Mungkin kami terlalu lelah dan kami berdua masih koleng bahkan setelah kami menyantap makan malam kami. Malam itu, kami tidak pergi ke manapun dan memutuskan untuk beristirahat saja, merecharge energi yang sudah terkuras dari subuh. Benar dong, udara Batu ini membuat kami tertidur lebih cepat.
Jawa Timur Park 2 (Temas, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur)
Pagi tiba, agenda kami hari itu merupakan satu agenda yang tidak boleh dilewatkan saat berada di Batu. Mengunjungi setidaknya salah satu Jawa Timur Park dan kami memilih Jatim Park 2 karena memiliki luas taman yang saya rasa jauh lebih worth dari pada yang lain.
Penginapan kami tidak jauh dari lokasi Jatim Park 2, sehingga kami memutuskan untuk berjalan kaki ke sana. Yang kami berdua takutkan adalah antrian panjang saat beli tiket. Kami berangkat sekitar 40 menit sebelum tamannya dibuka, karena walaupun dekat, tapi kalau jalan kaki ya membuthkan waktu juga.
Saat kami tiba di sana, Puji Tuhan, tidak ada yang mengantri di loket tiket sama sekali. Memang banyak orang berkeluyuran sana ke sini, namun Tuhan memberikan mujizatnya. Waktu kami sampai di Batu, saat itu sudah memasuki peak season sehingga saya tidak bisa berharap banyak tentang waktu. Saya pikir bakal molor terus. Ternyata bahkan saat beli tiket, kami beruda pun tidak digupuhi oleh siapapun, karena di belakang kami juga tidak ada yang antri.
Kami bersyukur sekali pagi itu. Jam operasi Jawa Timur Park adalah pukul 8.30-16.30 WIB, sepertinya kami tiba sangat awal, mungkin itulah mengapa kami tidak kena antrian. Kami memang berencana menghabiskan seharian di Jatim Park, sehingga tiket yang kami beli adalah tiket terusan.
Museum Satwa
Kami mulai dari bagian Museum Satwa. Jika boleh jujur, saya sangat menyukai liburan dengan berjalan dan menghabiskan waktu seharian di dalam kebun binatang atau taman rekreasi. Banyak hal yang bisa saya lihat dan banyak hal yang bisa membuat saya lebih belajar. Alasan lain saya memilih Jatim Park 2 juga karena tiket terusannya paling reasonable, acceptable, dan worth it. Seluas dan sebesar itu dengan harga sekitar seratus dua puluh ribu saja (ini tahun 2018), kami juga dibebaskan untuk main dalam wahana yang ada di dalamnya. Ini adalah best deal bagi pelancong low budget seperti saya.
Saat masuk ke Museum Satwa, kami disambut dengan kandang burung yang besar. Kami berfoto-foto di sana, karena itu adalah spot yang paling banyak mendapat sinar dari luar. Kecenderungan pencahayaan dalam museum selalu remang-remang. Bukan karena apa, ini juga untuk menjaga suhu udara dalam ruangan, sehingga objek yang dipajang di etalase atau lemari-lemari dan juga ruang diorama tidak cepat rusak.
Kami mulai menyusuri bagian dalam. Dalam museum ini, pemetakan objek pajangan berdasarkan kontinen mereka berasal, bisa juga berdasarkan jenis hewannya (serangga dan hewan besar). Ada pula bagian yang menunjukkan susunan tulang hewan.
Kalau Anda mengira dalam museum Anda akan kehabisan signal, jangan khawatir. Di Muesum Satwa Anda bisa menikmati wifi gratis dengan kekuatan signal yang stabil.
Kami berdua terpesona dengan jajaran diorama dan juga objek yang dipajang di sana.
Di dalam Museum ini, jika ingin berfoto, lebih baik gunakan kamera yang adapt dengan ruangan yang gelap, diharapkan jangan gunakan flash, karena ini akan mempengaruhi barang-barang yang ada di dalam museum. Di setting gelap juga untuk menjaga suhu ruangan agar tidak merusak barang museum.

Hingga penghujung museum, kami sempat berfoto saat ada cukup cahaya di beberapa spot terakhir. Di akhir, ada sebuah diorama yang menjulang tinggi setinggi ruangan. Hanya terlapis kaca dan dibaliknya ada kumpulan Jerapah yang ditata seperti mereka tengah berada dihabitat mereka.
Batu Secret Zoo
Kami akhirnya keluar dari dalam Museum dan melanjutkan perjalanan kami ke Batu Secret Zoo. hanya bersebelahan dan kami hanya butuh untuk menunjukkan tiket yang digelangkan di tangan kami sehingga kami bisa masuk dengan bebas.
Di awal tepat di sebelah kanan kami ada sebuah kandang yang berisikan hewan yang sejenis tikut dengan ukuran yang lebih besar. Kami berfoto sebentar dan langsung melanjutkan perjalanan kami.
Di dalam BSZ, kami tidak sering berhenti untuk berfoto, melainkan melihati hewan-hewan yang di setiap spot yang dibagi sesuai dengan klasifikasi habitat dan juga jenis mereka. Kaki kami melangkah sesuai dengan arah yang ditujukan untuk mengitari bagian Secret Zoo. Ini jauh tetapi karena langit mendung, jadi kami santai saja berjalan. Tidak kepanasan sama sekali. Ditambah angin sepoi-sepoi, sejuk dan membuat kami bahkan tidak berkeringat sama sekali.

Kami sempat memberi makan gajah, kelinci dan lainnya, sebelum kami akhirnya benar-benar ikut ke seperti suatu transportasi yang ditarik traktor untuk mengelilingi satu area dimana kami sebagai penumpang bisa secara live memberi makan hewan-hewan herbivora yang hanya diberi sekat untuk membedakan jenis mereka.
Ya di sini banyak sekali jeritan dari ujung hingga pangkal bis (saya sebut bis saja, karena saya tidak tahu sebutannya apa). Karena hewan-hewan ini ingin diberi makan, dan tidak semua dari kami membawa makan. Mereka main nyosor saja. Tidak mungkin jika tidak ada yang menangis. Anak-anak kecil sudah mulai menangis bahkan di awal bagian. Hehe, tapi ini pengalaman yang seru. Untuk naik ke bis ini kami tidak dimintai biaya tambahan apapun. Bagaimana? Jadi lebih ingin ke Jatim park 2?
Setelah bis mengembalikan kami, kami turun dan langsung jalan ke bagian permainan. Wahana yang sudah kami incar setelah kami melihat adanya gerbang bertuliskan wahana permainan. Kami main beberapa mainan yang sebenarnya untuk anak kecil, tetapi orang-orangnya membebaskan kami bermain. Selama diperbolehkan ya kami main.
Satu permainan yang membuat kami tidak mau berhenti adalah Bom Bom Car. Berhubung juga free main, jadi kami bermain ada 6 kali an. Kami tidak tahu apa benar-benar boleh begitu, karena di jatim park 1 dibatasi hanya 2 kali main. Tapi waktu kami tanya, penjaganya bilang bebas mau berapa kali. Kami pun tidak sendirian, ada banyak yang mengulang permainan itu lebih dari 2 kali. Jadi kami santai saja.
Oh iya. Kami sempat menonton pertunjukan otter dan juga anjing laut. Kami ke sana karena hujan mengguyur dengan derasnya secara tiba-tiba. Panggung pertunjukkan tertutup kanopi, sehingga kami dengan aman menonton pertunjukan tersebut selagi hujan turun dengan derasnya.
Beruntung. Itu yang bisa saya ucapkan terus-menerus saat liburan ini berlangsung. Saat pertunjukan selesai, hujanpun reda. Kami jadi bisa lanjut bermain, sampai mungkin waktu sudah menunjukkan pukul 3. Kami akhirnya berhenti dan melanjutkan perjalanan kami. Kami kira sudah berakhir, tetapi ternyata masih ada lanjutannya.
Kami sempat masuk ke daerah kucing-kucing besar. Ada satu kesempatan pihak Secret Zoo memberikan makan ke salah satu raja hutan, seekor singa jantan. Hanya dibatasi dengan pagar pemisah yang tertempel di dinding pemisah yang sesungguhnya. Pagar pemisah tersebut dibentuk persegi untuk muat menunjukkan singa-singa secara live (ini aman kok, sebenarnya kandangnya sendiri sudah sangat secure, hanya saja ada memang pertunjukkan memberi makan singa yang dibatasi pagar seukuran 1,5 x 1,5 meter tersebut). Singa tersebut sempat hmm.. mungkin ngamuk, tetapi karena ada pagar pembatas, dia tidak bisa apa-apa dan memutuskan untuk pergi menjauh. Orang-orang yang menonton terkejut dengan reaksi si singa yang tidak terduga itu.
Saya pun tidak sempat mendekat karena sudah banyak orang berkerumun disekitarnya. Untung ada pagar. Kalau tidak ada saya tidak tahu bagaimana kabar orang-orang yang ada dibarisan terdepan.
Akhirnya kami berjalan lagi karena sudah tidak ada singa yang mau ke sana, hujan masih mengguyur, mungkin mereka juga mau ngiyup karena saya lihat mereka masuk ke bagian kandang yang ada atapnya.
Ternyata mereka juga butuh ngiyup, bukan cuma manusia.
Masih di daerah kucing-kucing ini. Banyak sekali yang dapat membuat kami bekata "Wow" "Wah" karena how glorious kucing-kucing ini. Kami terus berjalan dan akhirnya sampai di pintu keluar Secret Zoo. Agenda kami dimulai dari Jatim Park buka hingga Jatim Park hampir tutup. Bagus sekali bukan? Hehe.
Kami sudah kelaparan, dan hujan masih mengguyur kota Batu. Dingin sudah tidak tertahankan, karena kami juga tidak mengisi perut sama sekali. Restoran terdekat adalah sebuah restoran siap saji yang menyediakan menu ayam. Kami tidak ada pilihan lain, sehingga kami membeli menu mereka untuk makan siang.
Kami bercengkrama sambil duduk di dekat kaca. Menikmati makan siang kami dan kondisi di luar ruangan yang mendung. Hujan masih tak berhenti, memberikan tambahan suara yang menenangkan.
Masih belum pukul lima sore, kami tidak tahu harus ke mana. Kami masih bersemangat, tidak seperti hari sebelumnya. Kami sempat kesulitan untuk mnecari transportasi online. Yakin karena ini masih hujan dan macet di mana-mana, akhirnya kami harus menunggu dengan sangat sabar untuk mendapatkan satu mobil online.
Toko Kripik kentang SUPER (Jl. Pattimura No.2G, Temas, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur)
Tak lama berselang, akhirnya kami mendapatkan mobil dan saya meminta sahabat saya untuk menemani beli titipan mama saya. Kami berhenti di sebuah toko yang menjual keripik kentang. Ya mama saya sangat suka salah satu merek keripik kentang. Bagi anak Batu, kalian pasti tahu apa keripik kentang ini. Ada di sebuah toko kecil, yang posisi tokonya lebih rendah daripada jalanan di depannya. Kalau tidak salah disebrang toko ini ada rumah atau vila atau gedung, saya agak lupa. Hehe. Intinya saya membelikan oleh-oleh untuk mama saya yang sudah kepengen keripik itu dari lama.
Sore belum berakhir dan kami memutuskan untuk kembali ke Alun-alun untuk hunting makanan dan nongkrong di sana. Tarif yang kami dapatkan sangat murah untuk transportasi. Paling mahal mungkin tiga puluh ribu, itupun sepertinya tidak ada yang sampai segitu. Saya ingat kalau kembali ke penginapan dari arah Alun-alun, hanya membutuhkan tarif kurang dari lima belas ribu.
Letek Coffee Shop (Jl. Diponegoro No.23, Sisir, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur)

Hmm, memang sangat hemat di transportasi dan akomodasi. Tapi tidak di bagian kuliner. Once again, namanya juga liburan. Karena langit masih terang, dan kami melihat masih banyak yang baru ndasar di Alun-alun, akhrinya kami memutuskan untuk nongkrong dulu di cafe sebrang alun-alun. Kopi Letek namanya. Saya memesan sejenis kopi latte dan sahabat saya memesan non-coffee.
Bangunan Coffee Shop ini cukup unik karena dibuat seperti semi outdoor, untuk di lantai 2 bagian dinding bagunan yang menghadap ke alun alun benar-benar tidak ada sekat ataupun kaca, blong bolong. Sedangkan lantai 3, hanya separuh yang dibari atap, sisanya outdoor. Tempat ini sangat pas untuk ngopi, nyantai, melihat senja atau menikmati udara sejuk kota Batu, terlebih karena view dari Coffee Shop ini juga adalah Gunung yang ada di belakang Alun-Alun kota Batu.
Untuk Harga, tenang. Untuk pecinta Kopi harganya sangat affordable. Jangan khawatir!
Setelah selesai puas nongkrong, kami akhirnya menyebrang ke Alun-alun. Hal utama yang kami cari adalah sate kelinci. Kurang lengkap rasanya, jauh-jauh ke Batu dari Surabaya, tidak menyantap salah satu makanan yang jauh lebih mudah ditemukan di Batu ini.
Tanya sana dan sini, kami pun di arahkan utuk masuk ke bawah lantai 2. Ada satu penjual sate kelinci yang tidak sepi. Sepertinya menarik bukan? Ya, hanya sampai sebelum Anda menanyakan berapa harga satu porsinya. Setelah bertanya, Anda mungkin akan ragu-ragu membelinya.
Bagaimana dengan kami? Kami berdua sempat bertukar pandang saat diberi tahu harga satu porsinya dua puluh enam ribu rupiah (harga per 12/2018). Tapi akhirnya kami membulatkan tekad dan memesan masing-masing dari kami satu porsi. Tidak apa apa, namanya juga liburan. Kami menyantap sate kelinci sambil bercengkrama dengan ibu pemilik. Ditanya dari mana asalnya, ngapain saja selama di Batu, dan lain-lain.
Sayangnya kami tidak ke pos ketan dan juga beli susu, antrinya tidak bisa diterima. Akhirnya kami memutuskan untuk menikmati sekitar dan akhirnya pulang kurang lebih pukul setengah sembilan.
Kami beristirahat saat sampai di penginapan dan mengingat besok kami harus pulang, beberapa barang sudah kami packing malam itu. Entah, mungkin karena kami tidak sadar bahwa kami kelelahan, saat kami menyentuh kasur, kami langsung tertidur tak lama setelahnya.
Saat pagi tiba, kami check out dan segera mencari angkot untuk kembali ke landungsari dan angkot ADL untuk kembali ke Stasiun Malang.
Bakso Bakar Pak Man (Jl. Diponegoro No.19, Klojen, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur)
Kami masih memiliki waktu yang tersisa untuk menutup perjalanan kami dengan menyantap bakso bakar yang direkomendasikan orang-orang yang kami tanyai di Malang.
Saat sampai di lokasi, kami memesan bakso berkuah dan juga bakso bakar. Saya lupa berapa tarif yang dirogoh untuk makan sekenyang itu. Yang jelas lebih dari 30 ribu jika ditotal keseluruhan.
Singkat cerita, setelah menikmati bakso bakar, kami kembali ke stasiun dan menunggu kedatangan kereta kami.
Saya berterima kasih kepada Batu, yang kembali memberikan pengalaman indah bagi saya. Saya juga berterima kasih pada Sahabat saya, dan part ini saya persembahkan pada Sahabat saya, Gita Ananda.
See You next time, Batu!
Comments